Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, menjadi narasumber utama dalam acara mingguan Nongkrong Tobat yang digelar oleh Santrendelik Kampung Tobat, Desa Kalialang Lama IX, No.44, Sukorejo, Gunungpati Semarang pada Kamis (17/08/2017).
Dalam acara yang bertajuk “Pendekar Turun Gunung” Sudirman Said memaparkan kepimimpinan anak muda masa kini serta berbagi ilmu pada generasi muda tentang bagaimana berkontribusi dengan peran positifnya untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsanya. Dengan kepemimpinan yang baik maka akan mendukung perbaikan SDM yang nantinya dapat membantu mengentaskan kemiskinan dan memajukan daerah.
Ya, merasa berhutang pada negara karena masa sulitnya di masa sekolah membuat Sudirman Said ingin selalu berbuat hal baik di tiap kesempatan ia mengemban tugas dari negara. Sepak terjangnya dalam pemerintahan, terutama dalam memberantas praktek “kotor” dalam birokasi membuat tak sedikit pemuda terinspirasi untuk berbuat hal serupa demi harkat dan martabat negaranya.
Dalam kesempatan tersebut Sudirman memotivasi para pemuda yang hadir untuk selalu bersemangat dan merasa tertantang dengan berbagai pengalaman baru yang ditemui di sepanjang jalan kehidupan.
“Bahwa diantara comfort zone dan terror zone itu selalu ada learning zone. Jika kita selalu menempatkan diri pada posisi learning zone maka kita akan selalu merasa semangat dan tertantang untuk menyelesaikan semua pengalaman baru yang kita hadapi,” jelas Sudirman.
Dalam kesempatan yang sama, Sudirman juga menyampaikan bahwa para pemuda sebaiknya tidak bersikap anti politik. Pasalnya, politik adalah hulu dari segala sendi-sendi kehidupan bernegara.
“Jika hulunya saja jelek lalu bagaimana dengan hilirnya. Itu sebabnya paa pemuda baiknya paham tentang politik dan tidak anti terhadapnya. Salah satunya ya terlibat atau berkontribusi dalam pemilihan calon pemimpin daerah,” terangnya.
Dengan memilih calon pemimpin daerah yang memiliki sepak terjang yang baik itu artinya kita sudah turut berkontribusi untuk menghapuskan korupsi, membuat birokrasi menjadi lebih efisien, hukum bisa ditegakkan dan skill set (pemetaan ketrampilan) akan terbangun dengan baik.
“Mau bagaimanapun, pergerakan rakyat penting untuk menjaga dan memantau sepak terjang pemerintah dalam menjalankan tiap kebijakannya,” tandas Sudirman. (IP/IB)
(sumber : inibaru.id)