Merentangkan Busur di Santrendelik Jelang Ramadan

Sebagian besar umat Islam di dunia selalu menjadikan Ramadan sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada ajaran yang dianutnya. Pelbagai kegiatan keagamaan dilakukan di tempat-tempat ibadah dan pesantren, nggak terkecuali di Santrendelik. Yang menarik, alih-alih menggelar pengajian atau semacamnya, “pesantren kontemporer” yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah itu mengadakan acara unik, yakni latihan memanah bersama.

Memanah bersama menjadi salah satu agenda rutin yang mereka gelar tiap menjelang Ramadan dalam dua tahun terakhir. Ketua Harian Santrendelik Attok Rintawan mengatakan, tahun lalu mereka menggelar kegiatan ini dengan tajuk “Memanah Setan” yang secara simbolik menggambarkan pembersihan diri dari perilaku buruk laiknya setan.

Berbeda dengan tahun lalu, Attok menjelaskan, tahun ini acara lebih “serius” dengan adanya latihan bersama dengan peserta dari Semarang maupun luar kota.

“Ya, tahun ini berbeda, karena ada latihan panahan gabungan,” ujar Attok kepada Inibaru.id, Minggu (6/5/2018).


Seluruh peserta Latihan Memanah di Santrendelik. (Inibaru.id/Trias Sabila)

Bertempat di Santrendelik, Jalan Kalialang Lama IX No 44, Sukorejo, Gunungpati, Semarang, kegiatan yg dilaksananakan pada Minggu (6/5) ini dihadiri oleh pemanah-pemanah master dari berbagai daerah, di antaranya Semarang, Yogyakarta, dan Temanggung. Selain itu, ada juga para mahasiswa dari sejumlah universitas di Semarang.

Nggak hanya laki-laki, Attok menambahkan, para perempuan juga tampak antusias untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Selain latihan memanah, Attok menambahkan, acara yang mewajibkan para pesertanya berpakaian tradisional tesebut juga menjadi ajang pengenalan bagi siapapun yang berminat mempelajari olahraga panahan.

“Kami pelajari seluruhnya, mulai dari memahami bagian-bagian busur panah, fungsinya, pelbagai perlengkapan yang menyertai, hingga harganya,” terang Attok.


Deretan panah yang dipakai dalam Latihan Memanah Bersama di Santrendelik. (Inibaru.id/Trias Sabila)

Turut hadir dalam kegiatan yang berlangsung sejak pagi tersebut pelatih panahan dari PPLP Jateng Yudi Arifyanto. Di tengah-tengah para peserta, Yudi mengatakan bahwa olahraga panahan nggak bisa dikatakan sebagai olahraga mahal, tapi nggak murah juga. Dia menjelaskan, rentang harga untuk peralatan memanah, misalnya busur, bisa sangat variatif.

Harga busur, lanjutnya, sangat bergantung sama kualitas busur tersebut. Harga tersebut berkisar antara ratusan ribu hingga mencapai belasan juta.

“Untuk busur tipe horsebow bahkan bisa mencapai Rp 10 juta lebih,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yudi juga menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan seseorang untuk belajar memanah.

“Kebanyakan pemanah pemula,” kata dia, “sangat berambisi untuk bisa tepat sasaran di titik kuning tanpa memperhatikan gerakan.”

Padahal, lanjutnya, yang terpenting dalam memanah sejatinya justru adalah koordinasi gerak, kemudian kestabilan.

“Ini penting agar apa yg kita harapkan mencapai hasil yg maksimal,” jelasnya.


Latihan Memanah Bersama di Santrendelik. (Inibaru.id/Trias Sabila)

Sunah Rasul 

Sebagian peserta Latihan Memanah Bersama di Santrendelik mengaku tertarik belajar memanah lantaran selain menyehatkan badan, memanah merupakan ajaran Nabi Muhammad, junjungan umat Muslim. Wulan, salah seorang peserta perempuan, mengatakan, memanah adalah salah satu Sunah Rasul yang dia yakini kebenarannya. Dia mengaku senang bisa belajar memanah di Santrendelik.

“Ya, senang banget, bisa berolahraga sekaligus menjalankan sunah,” terang Wulan.

Begitu bersemangatnya berlatih memanah, dia bahkan nggak sadar telah menarik tali busur terlalu kuat sehingga anak panahnya meluncur begitu jauh.

“Iya, semangat sekali, anak panah sampai meluncur jauh banget,” ujar Wulan, lalu tertawa.

Peserta perempuan lain, Asri, juga mengakui hal yang sama. Perempuan yang mengaku baru kali pertama mengikuti latihan memanah ini mengaku sangat menikmati seluruh materi yang diajarkan. Menurutnya, acara semacam itu sangatlah bermanfaat.

“Seru, bermanfaat! Di sini kami juga dilatih gimana gerakan memanah yang benar,” aku Asri.

Gimana, Millens, tertarik mengikuti lomba panahan semacam ini? Hm, tunggu tahun depan ya! Eits, tapi selain latihan memanah, Santrendelik juga punya banyak acara rutin yang nggak kalah menarik loh. Terus pantengin kegiatan Santrendelik Kampung Tobat di akun Instagram resminya, @santrendelik. Selamat datang, Ramadan! (Trias Sabila/E03)

sumber : ( inibaru.id )

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *