Saat seminar maupun kajian saya sering melontaarkan pertanyaan semacam berikut ini:
Di Dunia ini negara manakah yang ‘tampak’ kaya, berkuasa, adidaya, perputaran ekonomi luar biasa, memutar keuangan, disiplin dan jam kerja tinggi lagi ketat, sibuk-sibuk, canggih dan intinya menguasai perekonomian serta pasar dunia. Kira-kira Negara manaan itu?
Bersahutan hadirin menjawab:
Jepang….. disana orangnya sibuk-sibuk dan disiplin kerja tinggi
Amerika…, menguasai mata uang
China….., canggih menjelajah pasar dunia
Jerman…, Australi…., Inggris… dsb.
Saya cuma manggut-manggut terserah mereka mau menjawab apa. Yang jelas saya melontarkan pertanyaan berikutnya, begini:
” Rezeki itu soal menyibukkan harta, keberlimpahan, jam kerja tinggi, menguasai pasar, dipontang-panting jadwal, memutar perekonomian ATAU SOAL MEMANFAATKAN MENIKMATI???? ”
Serempak mereka menjawab:
SOAL MEMANFAATKAN MENIKMATI…..
Ketika saya mengulang pertanyaan, jawaban mereka tetap sama: REZEKI ITU SOAL MEMANFAATKAN MENIKMATI.
Kalau pembaca punya jawaban lain, dipersilahkan yang jelas bagi kami; REZEKI ITU SOAL MEMANFAATKAN MENIKMATI.
Kemudian kami bercerita tentang seorang guru dan muridnya yang sedang beribadah umrah di mekkah. Antara sang guru dan murid itu terjadi dialog asik demikian;
(-) “Guruku, engkau lihat betapa indah pipa emas itu” Ucap si murid sambil menunjukkan pipa emas disekitar masjidl haram. “indah kan?”
(+) “betul, indah sekali” Jawab sang guru
Kemudian si murid menunjukkan keindahan bangunan dan pernak-pernak sekitar kakbah dan masjid itu. Mulai dari pipa berlapis emas, ukir-ukiran penuh mutiara, pintu berlapis perhiasan nan menawan dan hiasan-hiasan lain yang mempesona.
(-) “Canggih gak?”
(+) ‘Ya canggih”
(-) “Hebat gak?”
(+) “Hebat”
(-) “Artistik gak?”
(+) “Ya sangat”
“Guru tahu gak, siapa yang membuat, mendesain dan memproduksi itu semua?”
“Gak tahu”
“Yang membuat, mendesain dan memproduksi itu semua ternyata orang-orang Amerika, orang Jepang, orang Cina, orang Jerman pokoknya orang-orang yang canggih-canggih, disana jam kerja tinggi, sibuk-sibuk tentang perputaran ekonomi”
“ooohhh, hebat ya, eh tadi yang membuat hiasan-hiasan itu orang-orang mana?”
“Ya itu, orang-orang Amerika, orang Jepang, orang Cina, orang Jerman pokoknya orang-orang yang canggih-cannggih, disana jam kerja tinggi, sibuk-sibuk memutar ekonomi”
“Kalau yang sibuk, yang repot, yang tampak hebat mereka…
LALU YANG MEMANFAATKAN MENIKMATI SIAPA?”
Dengan malu-malu si murid menjawab:
“Kalau soal YANG MEMANFAATKAN MENIKMATI SIH,,, KITA yang lagi dan untuk ibadah”
Pembaca, Saudara boleh tidak setuju bahwa rezeki bukan soal memutar ekonomi, bukan soal memainkan harta dunia, soal tampak sibuk, jam kerja yang ketat, tampak mewah dan wah
TAPI SOAL REZEKI ADALAH SOAL MEMANFAATKAN MENIKMATI
MEMANFAATKAN MENIKMATI dalam hal apa dan untuk apa? IBADAH VERTIKAL dan HORIZONTAL, wa Allahu A’lam
Semoga uraian sederhana ini bisa memberi inspirasi bahwa rezeki bukan soal merepotkan tapi soal memanfaatkan. Rezeki bukan soal tampak wah tapi soal menikmati untuk ibadah vertikal dan horizontal. Jadi kesimpulanya:
1) Ada orang yang merepotkan kedunian sekaligus memanfaatkan.
2) Yang kasihan yang tampak memutar keuangan, merepotkan kedunian, dan pontang-panting. Tampak hebat sih, tampak kaya sih tapi bagian memanfaatkan dan menikmati buat ibadah ia lalai.
3) Dan ada pula orang yang TIDAK dibuat pusing soal keduniaan tapi dunia digenggamnya, dimanfaatkan dan dinikmati untuk ibadah vertikal maupun horizontal.
Silahkan suadara pilih yang seperti apa? No berapa? Dan berdoa serta berusahalah untuk itu!
– Kang Riyadh-